Mencintai Al Qur’an

MENCINTAI AL-QUR’AN


Menghafal Al-Qur’an sarana mencintai Allah dan Rasul-Nya. Mencintai sesuatu maka akan ada usaha untuk selalu bersamanya.

Akan tetapi, jika membenci sesuatu maka akan berusaha meninggalkannya.


Cara kerja pikiran manusia bergerak mengarahkan agar mencari nikmat dan menghindari sengsara.

Itulah sebabnya jika menghafal Al-Qur’an dianggap beban yang menyengsarakan maka orang-orang tidak akan mau menghafalnya.


Namun jika menghafal Al-Qur’an dirasakan sebagai nikmat karena penuh kecintaan terhadap Allah dan Rasulnya maka semakin Al-Qur’an dihafal semakin nikmat.


Allah Ta’ala berfirman,


وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ


Artinya : “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah;

mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.”(QS. Al-Baqarah: 165).


Orang-orang beriman mencintai Allah Subhanahu Wata’ala dan Rasulnya sehingga mereka pun dicintai oleh Allah dan Rasulnya. 

Kecintaan mereka pada Allah dan Rasulnya melebihi cinta pada dirinya sendiri sehingga hidup semakin indah.

Rela mengorbankan waktu, harta dan kesenangan duniawi yang dimiliki dirinya untuk membaca Al-Qur’an karena Allah dan Rasulnya.


الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ


Artinya: “Orang-orang yang telah Kami berikan Al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya,

mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” 

(QS. Al-Baqarah: 121)


Pastinya membaca Al-Qur’an yang dilandasi cinta kepada Allah dan Rasulnya pasti akan terasa nikmat.


Para salafush-shalih, ketika membaca al Qur`an, mereka sangat menghayati makna ini. 

Sehingga ketika membaca al Qur`an, seolah-olah seperti seorang perantau yang sedang membaca sebuah surat dari kekasihnya.


dikatakan bahwa Al Hasan al Basri رَحِمَهُ الله تعالى berkata,

”Sesungguhnya orang-orang generasi salaf  sebelum kalian menganggap al Qur`an adalah surat-surat dari Rabb mereka. 

Pada malam hari, mereka selalu merenunginya, dan akan berusaha mencarinya pada siang hari.”

(kitab At Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur`an, Imam an Nawawi)


عَنْ عَبْدِ اللهِ بن مسعود رضى الله عنه ، أنه قَالَ: ” مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَعْلَمَ أَنَّهُ يُحِبُّ اللهَ وَرَسُولَهُ فَلْيَنْظُرْ، فَإِنْ كَانَ يُحِبُّ الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يُحِبُّ اللهَ وَرَسُولَهُ “.


“Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه berkata: 

“Siapa yang ingin mengetahui bahwa dia mencintai Allah dan Rasul-Nya, 

maka perhatikanlah jika dia mencintai Al Quran maka sesungguhnya dia mencintai Allah dan rasul-Nya.” 

(Atsar shahih diriwayatkan di dalam kitab Syu’ab Al Iman, karya Al Baihaqi).


Menghafal Al-Qur’an sarana mencintai Allah dan Rasul-Nya. Karena cinta kepada Allah,

cinta kepada Al-Quran maka menghafal Al-Quran akan disenangi tanpa rasa lelah bahkan akan berjuang untuk selalu bersamanya.


بَارَكَ اللهُ فِيْكُم


Web : www.mibamajalengka.org  

Youtube : m.youtube.com/MIBA+Majalengka 

Instagram : Instagram.com/miba.majalengka

 Facebook : facebook.com/mahad imam bonjol al-islamy